PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit Futures – Nilai tukar rupiah terhadapdolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal perdagangan Selasa ini.
Pelemahan rupiah ini terjadi seiring pasar menunggu rilis data inflasi Amerika
Serikat (AS).
Pada Selasa (11/4/2023), nilai tukar rupiah dibukaturun 31 poin atau 0,20 persen ke posisi 14.933 per dolar AS dibandingkan
posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.902 per dolar AS.
"Untuk hari ini, kami memperkirakan rupiahmasih berpeluang untuk mengalami apresiasi di kisaran 14.890 per dolar AS
sampai Rp14.945 per dolar AS," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully
Arya Wisnubroto dikutip dari Antara. Best Profit
Rully memandang sentimen dari global masih akanmendominasi pergerakan rupiah hari ini. Data inflasi AS akan diumumkan besok.
Pasar memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen AS pada Maret akan turun
signifikan dari 6 persen menjadi 5,2 persen.
Data inflasi tersebut akan menjadi pertimbanganarah kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed terkait suku bunga acuannya.
The Fed diperkirakan masih akan menaikkan sukubunga acuannya sekali lagi ke 5,25 persen pada Mei, lalu setelah itu flat
sampai akhir tahun.
Cadangan Devisa
Sementara dari dalam negeri, rilis data cadangandevisa Indonesia memberi kepercayaan kepada investor bahwa Bank Indonesia (BI)
memiliki cukup valas untuk melakukan stabilisasi ke depan.
Cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023mencapai 145,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir
Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dolar AS.
Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar
negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa tersebut setara denganpembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar
negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar
tiga bulan impor.
Selain itu, Rully menuturkan pasar juga masihmenunggu data neraca perdagangan Indonesia yang akan diumumkan pekan depan.
Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Lebih Gagah dariIndia-Malaysia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapnilai tukar mata uang rupiah lebih perkasa dibanding dengan negara tetangga.
Diantaranya Malaysia, Thailand, hingga India.
Dia mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,75persen secara point-to-point di akhir Februari 2023. Namun, jika dilihat secara
year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah per 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen
dari level akhir Desember 2022.
Angka ini yang disebut Perry Warjiyo lebih baikdari capaian daei Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia.
"Apresiasi ini lebih baik dibandingkan denganapresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen serta depresiasi Baht Thailand dan
Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,8 persen,"
urainya.
Masih Tetap Stabil
Kedepannya BI memperkirakan kalau nilai tukarrupiah akan terjaga di level stabil. Mengingat ada sejumlah peningkatan ekonomi
nasional yang berdampak positif.
"Kedepan BI mem stabilitas nilai tukar rupiahakan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
tinggi, inflasi rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset
keuangan domestik yang menarik," katanya.
"BI akan terus memperkuat kebijakanstabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian untuk mengendalikan inflasi.
Khususnya inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian
pasar keuangan global terhadpa nilai tukar rupiah," sambung Perry Warjiyo.
Sumber
liputan6.com
bestprofit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
ptbpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best
profit futures
PTBESTPROFIT FUTURES BANDUNG